Berikutini adalah ciri orang mendapat lailatul qadar, dilihat dari amal Ramadhan-nya: Pertama, orang yang i'tikaf penuh pada 10 hari terakhir Ramadhan, insya Allah ia mendapatkan lailatul qadar. Kedua, orang yang shalat Isya' berjamaah, tarawih dan Subuh berjamaah di masjid pada 10 hari terakhir, insya Allah ia juga mendapatkan lailatul qadar MasjidSultan Suriansyah didirikan di lahan seluas 30 x 25 meter dengan ukuran panjang bangunan 15,50 meter, lebar 15,70 meter, dan tinggi 10 meter. Masjid ini dibangun dengan gaya arsitektur khas Banjar, yakni berupa konstruksi rumah panggung berbahan dasar kayu ulin dan beratap tumpang tiga dengan hiasan mustaka pada bagian atapnya. Pengertiandan Ciri Umum Tasawuf. Al-quran dan as-sunnah adalah nash. Setiap muslim kapan dan dimana pun di tanggung jawab untuk memeahami dan melaksanakan kandungannya dalam bentuk amalan yang nyata.sumber-sumber tasawuf adalah ajaran-ajaran islam, sebab tasawuf ditimba dari Al-Quran,As-Sunnah, dan amalan-amalan serta ucapan para sahabat.Al إنتهىمن كتاب المنح السنية على الوصية المتبولية تأليف سيدي عبد الوهاب الشعرانى وبهامشه وصية المصطفى صلى الله عليه وسلم للإمام على كرم الله وجهه ص: ١٥. Sayyidina Ali bernasihat: Ada tiga ciri khas orang yang disebut AHLI SelamatDatang Di Blog Masjid Kampus Al-Muhtadin Universitas Tanjungpura Pontianak "Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah" Ciri-ciri Khatib Ideal Dalam Islam Khatib adalah orang yang memiliki hubungan yang kuat dan erat dengan Allah Diluarsetempel masjid sunnah, menurut Wahabi berarti masjid bid'ah atau masjid yang tidak sesuai dengan syariat. Tentunya yang mereka serang atau mereka anggap masjid bid'ah adalah masjid Aswaja. Lebih khususnya masjid NU. Ciri-ciri masjid Wahabi yang berstempel "Masjid Sunnah" untuk menipu masyarakat diantaranya: DownloadDzikir Pagi Petang Sesuai Sunnah Nabi Saw eBook for free in PDF or ePUB format Mobi without registration Instant access Library Masjid dan Madrasah. Di tiga tempat ini kita dipastikan bisa dan biasa menjumpai guru mendidik santrinya sejak zaman dahulu hingga kini. 87 Nasihat ikhlas untuk peruqyah: 89 BAB V: CIRI GANGGUAN JIN Paraulama yang memahami Al Qur'an dan As Sunnah lebih menyandark di atas menjelaska n ciri-ciri ulama yang Kurban dan Aqiqah 82 Makanan 13 Nadzar 57 Pakaian Perhiasan 498 UMUM 76 Wakaf dan Masjid 17 Warits Faro'id 498 Informasi 262 Buku 209 Kabar Santri 25 Pesantren Indonesia 291 Kajian Khusus 17 Syubhat HTI 14 Setidaknyaada lima ciri-ciri khusus orang bertakwa, yaitu: (1) Dermawan, (2) Sabar, (3) Mampu menahan amarah, (4) Mudah memaafkan, dan (5) Suka shalat malam. Ciri khusus pertama bagi orang bertakwa adalah dermawan, yaitu mereka yang suka berinfak baik dalam keadaan lapang maupun susah. Kedermawanan itu merupakan suatu bentuk kepedulian sosial Melihatitu, saya rasa ciri-ciri masjid sunnah telah mengalami degradasi identitas dan bahkan secara ironi direduksi menjadi masjid yang "tidak-tidak". Tidak boleh ini. Tidak boleh itu. Betapa horornya rumah ibadah yang sedikit-sedikit kok nggak boleh. Wong abis salat ngecek hengpon saja boleh kok. Mau ngeceknya sambil salto juga boleh. wkuhL. Tanpa KubahDesain SederhanaFasilitas LengkapSebagai IkonOrnamen Sederhana Ciri-ciri masjid modern secara kasat mata dapat di lihat dari desain arsitektur bangunan masjid. Meskipun ciri-ciri masjid modern tersebut tidak selamanya benar dalam mengidentifikasi kategori masjid modern. Maka perlu juga mengecek ciri-ciri lainnya yang tidak tampak mata secara langsung untuk menentukan benar tidaknya masjid tersebut masuk kategori masjid modern. Ada beberapa ciri-ciri masjid modern yang bisa menjadi pedoman dalam menentukan sebuah bangunan masjid modern. Tanpa Kubah sumber Ciri-ciri masjid modern yang populer dalam desain arsitekturnya adalah masjid tanpa kubah. Meskipun banyak juga masjid modern yang masih menggunakan atap kubah. Masjid modern tanpa kubah yang paling populer adalah desain sederhana berbentuk kotak dengan arsitektur eksterior dan interior yang indah. Pendapat umum arsitek tentang membangun masjid modern tanpa kubah, karena kubah bukan fokus utama pada sebuah bangunan masjid. Selama desain dan ornamen masjid tidak bertentangan dengan hukum syar’i, maka bentuk bangunan bebas dengan memperhatikan batasan-batasan yang dilarang dalam agama Islam. Ciri-ciri masjid modern tanpa kubah banyak dijumpai di banyak negara, terutama negara yang berpendukduk muslim mayoritas seperti Indonesia. Contoh masjid modern tanpa kubah seperti Masjid Al Irsyad Bandung, Masjid, Masjid Al Azhar Summarecon Bekasi, Masjid Baitul A’laa, dan masih banyak masjid modern lainnya. Desain Sederhana sumber Ciri-ciri masjid modern berikutnya dapat di lihat mulai dari desain yang sederhana meliputi eksterior dan interior masjid. Jika gaya arsitektur masjid tradisional banyak diwarnai detail-detail dekoratif, maka gaya arsitektur masjid modern justru sebaliknya yaitu cukup sederhana. Kesederhanaan dimulai dari bentuk masjid, warna cat masjid, ornamen masjid, dan seterusnya. Desain sederhana dari ciri-ciri masjid modern juga memiliki makna dan merupakan bentuk simbolisasi. Misal bentuk kotak merupakan simbolisasi bentuk ka’bah di Mekah, jumlah 99 dekoratif interior yang melambangkan Asmaul Husna, dan lain-lainnya. Desain sederhana masjid modern memberikan kemudahan dalam perawatan, selain itu juga lebih efesien karena kebanyakan memiliki tema desain eco green yang mengandalkan energi alam seperti matahari sebagai penerangan dan pencahayaan dalam masjid. Kemudian tanaman disekitar masjid untuk sirkulasi udara segar dan sejuk di dalam masjid. Fasilitas Lengkap sumber Fasilitas masjid sangat perlu sekali pada masjid modern. Karena ciri-ciri masjid modern terlihat dari fasilitas-fasilitas yang dimilikinya. Fasilitas pertama yang harus dimiliki adalah tempat wudhu. Jumlah kran air harus sebanding dengan kapasitas masjid. Pada masjid modern biasanya memanfaatkan sistem terpadu dengan pemanfaatan air sisa wudhu untuk menyirami tanaman disekitar masjid. Selain itu desain tempat wudhu bernuansa simpel dan bersih. Fasilitas berikutnya adalah tempat sepatu + sandal, tempat parkir ada CCTV, Taman, dan lain-lainnya. Keberadaan fasilitas ini sebagai fungsi berikutnya setelah fungsi utama sebagai tempat ibadah sholat. Seperti fungsi sosial kemasyrakatan, dakwah, pemberdayaan ekonomi, hingga tujuan wisata religi. Jika masjid kuno saja memiliki fungsi yang sangat luas seperti sebagai pusat pemerintahan, maka masjid modern juga harus memiliki fungsi yang banyak juga. Sebagai Ikon sumber Ciri-ciri masjid modern selanjutnya biasanya menjadi ikon sebuah kota atau sebuah kawasan. Karena arsitektur masjid modern yang unik menjadi pusat perhatian bagi siapa saja yang melewati jalan di sebelah masjid modern tersebut. Selain itu sebuah kawasan juga banyak yang memiliki masjid modern menjadi ikon kawasan tersebut karena keberadaannya yang strategis di puncak sebuah bukit. Sehingga masjid tampak indah dengan pemandangan alamnya yang bisa dilihat dari berbagai arah mata angin. Ciri-ciri masjid modern sebagai ikon sebuah kota juga bisa merupakan simbolisasi sebuah kota yang religius. Sehingga hal ini akan mempengaruhi suasana para pengunjung ketika berada di kota tersebut. Menjadi ikon sebuah kota, tentunya masjid modern tersebut memiliki fasilitas rest area dengan fasilitas pelengkap lainnya. Sehingga para pengendara yang lewat akan tertarik untuk berhenti menikmati pemandangan indah masjid modern dengan mengabadikan momen tersebut dengan mengambil foto ataupun video. Ornamen Sederhana sumber Ciri-ciri masjid modern tampak pada ornamen sederhana yang dimilikinya. Elemen garis simetris yang sederhana banyak digunakan pada masjid modern. Kemudian ornamen masjid pada eksterior dan interior masjid sangat sederhana dan tetap memberikan makna dalam tetantang Islam. Misalkan ornamen kaligrafi pada umumnya masjid sangat ramai dan mendominasi di interior masjid, namun pada masjid modern, kaligrafi cukup sederhana dan mampu memberikan makna yang cukup dalam. loading...Salah satu ciri ahlus sunnah wal jamaah dapat diketahui dari akidah mereka yang seimbang dalam penggunaan dalil Aqli dan dalil Naqli. Foto/dok Ada tiga ciri utama ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah atau dikenal dengan istilah Aswaja yang patut kita ketahui. Tanda mereka dapat dikenali dari prinsip dan akhlak yang tiga cirinya dijelaskan oleh Al-Habib Quraisy Baharun pengasuh Ponpes As-Shidqu Kuingan dalam satu At-tawassuth atau Sikap Tengah-tengahArtinya selalu bersikap pertengahan, tidak ekstrem kiri ataupun ekstrim kanan. Sebagaimana hal ini dijelaskan dalam firman Allahوَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطاً لِّتَكُونُواْ شُهَدَاء عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيداً"Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian umat Islam umat pertengahan adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi ukuran penilaian atas sikap dan perbuatan manusia umumnya dan supaya Allah menjadi saksi ukuran penilaian atas sikap dan perbuatan kamu sekalian. QS Al-Baqarah 1432. At-tawazun atau Seimbang Dalam Segala HalTerrnasuk dalam penggunaan dalil 'aqli dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional dan dalil naqli bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis. Berikut firman-Nya لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ"Sunguh kami telah mengutus Rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca penimbang keadilan supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. QS Al-Hadid 253. Al-i'tidal atau Tegak Lurus Dalam Al-Qur'an Allah berfirmanيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ"Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian menjadi orang-orang yang tegak membela kebenaran karena Allah menjadi saksi pengukur kebenaran yang adil. Dan janganlah kebencian kamu pada suatu kaum menjadikan kamu berlaku tidak adil. Berbuat adillah karena keadilan itu lebih mendekatkan pada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. QS Al-Maidah 8Selain ketiga prinsip ini, golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah juga mengamalkan sikap tasamuh atau toleransi. Yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang tidak sama. Namun, bukan berarti mengakui atau membenarkan keyakinan yang berbeda tersebut dalam meneguhkan apa yang diyakini. Firman Allahفَقُولَا لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى"Maka berbicaralah kamu berdua Nabi Musa dan Nabi Harun kepadanya Fir'aun dengan kata-kata yang lemah lembut dan mudah-mudahan ia ingat dan takut. QS. Thaha 44Ayat ini berbicara tentang perintah Allah kepada Nabi Musa dan Nabi Harun agar berkata dan bersikap baik kepada Fir'aun. [Al-Hafizh Ibnu Katsir 701-774 H/1302-1373 M] Ketika menjabarkan ayat ini mengatakan, "Sesungguhnya dakwah Nabi Musa dan Nabi Harun kepada Fir'aun adalah menggunakan perkataan yang penuh belas kasih, lembut, mudah dan ramah. Hal itu dilakukan supaya lebih menyentuh hati, lebih dapat diterima dan lebih berfaedah". Tafsir al-Qur'anil 'Azhim, juz III hal 206.Prinsip-prinsip ini dapat terwujudkan dalam beberapa hal sebagai berikut 1. Akidah - Keseimbangan dalam penggunaan dalil 'aqli dan dalil naqli. - Memurnikan akidah dari pengaruh luar Islam. - Tidak gampang menilai salah atau menjatuhkan vonis syirik, bid'ah apalagi Syari'at- Berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadis dengan menggunanakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. - Akal baru dapat digunakan pada masalah yang yang tidak ada nash yang jelas sharih/qotht'i. - Dapat menerima perbedaan pendapat dalam menilai masalah yang memiliki dalil yang multi-interpretatif zhanni.3. Tashawuf/Akhlak- Tidak mencegah, bahkan menganjurkan usaha memperdalam penghayatan ajaran Islam, selama menggunakan cara-cara yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam. - Mencegah sikap berlebihan ghuluw dalam menilai sesuatu. - Berpedoman kepada Akhlak yang luhur. Misalnya sikap syaja'ah atau berani antara penakut dan ngawur atau sembrono, sikap tawadhu' antara sombong dan rendah diri dan sikap dermawan antara kikir dan boros. Baca Juga rhs Reflita o sinal da cruz sob o ponto de vista histórico e teológico É hábito de nós cristãos começarmos o nosso dia, nossas orações e afazeres com o sinal da cruz. Com certeza, você já fez esse sinal muitas vezes, mas, talvez, o faça sem saber o que está fazendo, ou ainda, nunca parou para pensar sobre seu real significado. Vejamos, então, do ponto de vista histórico e teológico, os verdadeiros significados do sinal da cruz. A prática de fazer o sinal da cruz é vivida desde os primórdios da Igreja. Hoje, ela é vivida tanto na Igreja Romana quanto na Ortodoxa. O início de sua prática remonta a um padre da Igreja chamado Tertuliano, que viveu no terceiro século. Nasceu por volta de 160 e morreu em 220 Em um de seus escritos, chamado De Corona Militis’, encontramos claramente essa prática descrita por ele da seguinte maneira “Quando nos pomos a caminhar, quando saímos e entramos, quando nos vestimos, lavamo-nos e iniciamos as refeições, quando vamos nos deitar, quando nos sentamos, nessas ocasiões e em todas as nossas demais atividades, persegnamo-nos a testa com o sinal da cruz.” Foto Wesley Almeida/ Outro testemunho do mesmo século é de Santo Hipólito de Roma. Ao falar sobre as práticas dos cristãos, exorta-os da seguinte maneiras Durante a tentação, fazei piedosamente, na fronte, o sinal da cruz, pois este é o sinal da Paixão reconhecidamente provado contra o demônio, desde que feito com fé e não para vos exibir diante dos homens, servindo eficazmente como um escudo. O adversário, vendo quão grande é a força que sai do coração do homem que serve o Verbo pois mostra o sinal interior do Verbo projetado no exterior, fugirá imediatamente, repelido pelo Espírito que está no homem. Tradição dos Apóstolos,42. Importância do sinal da cruz Visto estes dois testemunhos acima citados, constatamos que o sinal da cruz teve sua difusão entre os cristãos no primórdio do cristianismo, a partir do século III. Passamos agora para o próximo passo de nossa reflexão, isto é, seus significados, em particular o teológico. Sendo vários os significados do sinal da cruz, vale elencar os mais importantes. Quando traçamos o sinal da cruz sobre o nosso corpo, estamos afirmando pelo menos três verdades fundamentais de nossa fé Deus, que é Uno e Trino; a Encarnação de Jesus e Sua Morte na Cruz. Quando dizemos “Em nome do Pai, do Filho e do Espírito Santo”, neste momento professamos a fé na Santíssima Trindade. O sinal da cruz que fazemos, que começa na cabeça, depois desce para o estômago, logo em seguida eleva a mão para o ombro direito; depois, seguida também para o esquerdo, indica duas realidades. A primeira quando fazemos o gesto, a começar na cabeça e descendo ao estômago, estamos declarando nossa fé na Encarnação de Jesus por meio do ventre de Maria Santíssima. Segunda este mesmo sinal, se você observar, é feito em forma de cruz no nosso corpo, “assinala a marca de Cristo naquele que vai lhe pertencer e significa a graça da redenção que Cristo nos proporcionou por sua cruz”. Catecismo, Leia mais . A cruz representa Cristo e o amor que Ele tem por nós . Oração a Santa Cruz . Tomar a cruz significa cultivar gosto pelo sofrimento? . Verdadeiras e falsas cruzes O que diz o Catecismo da Igreja Católica? Diz ainda o Catecismo da Igreja Católica que, “quando o cristão começa seu dia, suas orações e suas ações com o sinal da cruz – “Em nome do Pai, do Filho e do Espírito Santo. Amém”, ele dedica a jornada à glória de Deus e invoca a graça do Salvador, que lhe possibilita agir no Espírito como filho do Pai. O sinal da cruz nos fortifica nas tentações e nas dificuldades”. Catecismo, n. 2157. Existem ainda aqueles significados populares a cruz na testa é para Deus nos livrar de todos os maus pensamentos. Na boca, é para nos livrar das más palavras. No peito, para Deus nos livrar das más ações. Todos esses significados têm sua validade, desde que compreendido dentro de seu contexto. Professor Felipe Aquino, no livro sobre os sacramentos, apresenta o significado litúrgico do sinal da cruz. “A cruz na testa lembra que o Evangelho deve ser entendido, estudado, conhecido; a cruz nos lábios lembra que o Evangelho deve ser proclamado, anunciado missão de todo cristão; e a cruz no peito, à altura do coração, indica-nos que o Evangelho, acima de tudo, deve ser vivido, pregado e testemunhado por todos os que acreditam na ressurreição de Cristo. Também o cristão, que for fazer a proclamação e leitura da Boa Nova, fazer a cruz na leitura do Evangelho a ser lido, indicando com isso que cada palavra pronunciada seja um despertar para cada cristão ser luz e sal para o mundo. Em suma, o sinal da cruz jamais pode ser feito de maneira supersticiosa, pelo contrário, deve ser colocado em seu devido lugar a partir de seu significado teológico. Visto todos esses belíssimos significados do sinal da cruz, a partir de agora, com certeza, nós o faremos de maneira diferente, isto é, com mais fé e devoção.